Langsung ke konten utama

Unggulan

Obat Kuat Tahan Lama Pria Spray

  Jual obat kuat ONESHOOT Spray, obat kuat spray paling ampuh, obat kuat spray di apotek, merk obat kuat spray terbaik, ONESHOOT Spray non viagra procomil hajar jahanam spray WhatsApp: 0811745777 Siap COD/Bayar Di Rumah wilayah Bandung, Jakarta, Padang, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Palembang, Aceh, Medan, Klaten, Yogyakarta, Jogja, Sleman, Surabaya ONESHOOT Spray merupakan obat kuat spray yang bisa mengatasi ejakulasi dini dan membuat tahan lama saat berhubungan seks. Oneshoot spray dibuat oleh bahan alami yaitu dari herbal daun sirih dan ekstrak kurkumin yang dipercaya bisa melindungi organ vital pria dari kuman dan bakteri. Manfaat ONESHOOT Spray : Bisa mengatasi ejakulasi dini Bisa menahan keluarnya sperma Bisa membuat tahan lama dan kuat saat berhubungan Bisa dijadikan antiseptik untuk pria Merawat organ vital pria HARGA PROMO AGEN DAN RESELLER ONESHOOT SPRAY NON PROCOMIL: 2 botol harganya menjadi 600.000 5 Bo...

Ini 4 Resiko Menikah di Usia Muda - Info Kesehatan

 "Pernikahan dini atau menikah muda memiliki beberapa resiko yang perlu diketahui. Selain kesiapan mental, banyak juga hal negatif yang bisa terjadi"





Hingga saat ini, pernikahan dini masih menimbulkan pro dan kontra. Padahal, bahaya pernikahan dini, terutama bagi perempuan, tidak dapat diremehkan. Sebuah pernikahan dikatakan terlalu dini apabila mempelai pria maupun wanita belum berusia 18 tahun.


Di Indonesia, saat ini peraturan usia minimal menikah untuk perempuan telah naik dari 16 tahun menjadi 19 tahun. Perubahan peraturan ini tentu sudah didasari oleh berbagai pertimbangan, termasuk dari sisi kesehatan.




Informasi terkait produk original Klik Disini




Berbagai bahaya pernikahan dini

Bahaya pernikahan dini dari segi kesehatan perlu Anda ketahui. Dengan begitu, Anda akan lebih memahami perlunya batasan usia minimal dalam pernikahan. Berikut ini empat alasan pernikahan dini harus dihindari.


1. Pernikahan dini sebabkan gangguan psikologis

Menikah saat belum cukup umur dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi, serta isolasi (kesepian). Pada kasus pernikahan dini, mempelai perempuan umumnya akan pindah mengikuti suami, dan memulai peran sebagai istri, ibu rumah tangga, hingga menjadi ibu.

Lokasi yang dapat berjauhan dari tempat asal, perbedaan usia yang cukup jauh dengan suami, hingga praktik poligami yang masih terjadi pada beberapa daerah, dapat memicu timbulnya depresi bagi wanita yang menikah saat usia kanak-kanak.

Pernikahan di usia kanak-kanak juga juga dapat merenggut masa kecil. Selain itu, pernikahan dini mengurangi kesempatan untuk menyelesaikan Pendidikan, dan membangun persahabatan dengan teman-teman sebaya.


2. Peningkatan risiko penyakit menular seksual dan kanker leher rahim

Menikah sebelum usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV pada perempuan. Kondisi ini terutama terjadi apabila suami berusia lebih tua, pernah menikah, atau telah melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita sebelumnya.

Kurangnya kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual, juga meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual pada wanita. Selain itu, organ reproduksi wanita yang belum berkembang sempurna, ikut meningkatkan risiko terhadap infeksi HIV, melalui luka pada selaput dara, vagina, maupun leher rahim.

Penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, gonore, dan klamidia (infeksi jamur) pun berpotensi dialami pasangan yang menikah muda. Selain itu, pernikahan dini juga dapat meningkatkan risiko penularan human papillomavirus (HPV) dan kanker serviks (leher rahim).


3. Risiko gangguan selama kehamilan dan persalinan

Menjalani kehamilan dan persalinan pada usia terlalu muda, dapat memicu risiko komplikasi. Misalnya, proses persalinan yang sangat panjang, hingga berhari-hari. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian ibu dan bayi.

Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan usia di bawah 20 tahun, berisiko mengalami kematian, atau tidak bisa bertahan hidup dalam seminggu pertama setelah dilahirkan. Kondisi semacam ini jarang terjadi pada perempuan yang melahirkan pada rentang usia 20-29 tahun.


4. Anak berisiko mengalami kelainan

Bahaya pernikahan dini yang tidak kalah pentingnya adalah gangguan kesehatan pada anak yang dilahirkan. Anak berusia di bawah lima tahun yang lahir dari ibu di bawah umur, memiliki risiko lebih besar terhadap malnutrisi (gizi buruk), bahkan kematian.

Sementara itu, kondisi yang buruk pada usia-usia awal kehidupan, akan berdampak pada perkembangan otak, serta kemampuan anak hingga dewasa kelak.

Individu dengan usia 28-32 tahun dianggap ideal untuk menikah. Secara statistik, perceraian terjadi 50 persen lebih sedikit pada pasangan yang menikah di usia 25 tahun, dibanding dengan mereka yang menikah di usia 20 tahun. Dengan mengetahui usia ideal untuk menikah, bahaya pernikahan dini diharapkan dapat dihindari.


5. Meningkatkan risiko kekerasan seksual

Penelitian dari NCBI,  perempuan yang menikah pada usia di bawah 18 tahun lebih cenderung mengalami kekerasan seksual dari pasangannya. Alasan dari munculnya hal tidak terpuji ini adalah kurangnya pengetahuan dan pendidikan,serta seorang perempuan di usia muda umumnya lebih sulit dan cenderung tidak berdaya menolak hubungan seks.

Meski mulanya pernikahan dini dimaksudkan untuk melindungi diri dari kekerasan seksual, kenyataan kondisi ini  justru bisa terjadi sebaliknya. Risiko kekerasan semakin tinggi, khususnya jika jarak usia antara suami dan istri semakin jauh.


Pernikahan bukanlah pilihan sederhana yang terlihat. Pernikahan membutuhkan kematangan  fisik, psikologis, maupun emosional dari dua orang. Kedewasaan diri baik secara mental dan finansial juga menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk menjalani pernikahan yang bahagia.



👉 Klik Disini 👈

Komentar

Postingan Populer