Cari Blog Ini
Memberikan Informasi Seputar Kesehatan dan Herbal. Untuk Konsultasi Langsung Dan Produk, Bisa Kontak ke Whatsapp kami 0811-745-777
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ini 4 Resiko Menikah di Usia Muda - Info Kesehatan
"Pernikahan dini atau menikah muda memiliki beberapa resiko yang perlu diketahui. Selain kesiapan mental, banyak juga hal negatif yang bisa terjadi"
Hingga saat ini, pernikahan dini masih menimbulkan pro dan kontra. Padahal, bahaya pernikahan dini, terutama bagi perempuan, tidak dapat diremehkan. Sebuah pernikahan dikatakan terlalu dini apabila mempelai pria maupun wanita belum berusia 18 tahun.
Di Indonesia, saat ini peraturan usia minimal menikah untuk
perempuan telah naik dari 16 tahun menjadi 19 tahun. Perubahan peraturan ini
tentu sudah didasari oleh berbagai pertimbangan, termasuk dari sisi kesehatan.
Berbagai bahaya pernikahan dini
Bahaya pernikahan dini dari segi kesehatan perlu Anda
ketahui. Dengan begitu, Anda akan lebih memahami perlunya batasan usia minimal
dalam pernikahan. Berikut ini empat alasan pernikahan dini harus dihindari.
1. Pernikahan dini sebabkan gangguan psikologis
Menikah saat belum cukup umur dapat meningkatkan risiko
terjadinya depresi, serta isolasi (kesepian). Pada kasus pernikahan dini,
mempelai perempuan umumnya akan pindah mengikuti suami, dan memulai peran
sebagai istri, ibu rumah tangga, hingga menjadi ibu.
Lokasi yang dapat berjauhan dari tempat asal, perbedaan usia
yang cukup jauh dengan suami, hingga praktik poligami yang masih terjadi pada
beberapa daerah, dapat memicu timbulnya depresi bagi wanita yang menikah saat
usia kanak-kanak.
Pernikahan di usia kanak-kanak juga juga dapat merenggut
masa kecil. Selain itu, pernikahan dini mengurangi kesempatan untuk
menyelesaikan Pendidikan, dan membangun persahabatan dengan teman-teman sebaya.
2. Peningkatan risiko penyakit menular seksual dan kanker
leher rahim
Menikah sebelum usia 20 tahun dapat meningkatkan risiko
terinfeksi HIV pada perempuan. Kondisi ini terutama terjadi apabila suami
berusia lebih tua, pernah menikah, atau telah melakukan hubungan seksual dengan
banyak wanita sebelumnya.
Kurangnya kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi saat
melakukan hubungan seksual, juga meningkatkan risiko penularan penyakit menular
seksual pada wanita. Selain itu, organ reproduksi wanita yang belum berkembang
sempurna, ikut meningkatkan risiko terhadap infeksi HIV, melalui luka pada
selaput dara, vagina, maupun leher rahim.
Penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, gonore, dan
klamidia (infeksi jamur) pun berpotensi dialami pasangan yang menikah muda.
Selain itu, pernikahan dini juga dapat meningkatkan risiko penularan human
papillomavirus (HPV) dan kanker serviks (leher rahim).
3. Risiko gangguan selama kehamilan dan persalinan
Menjalani kehamilan dan persalinan pada usia terlalu muda,
dapat memicu risiko komplikasi. Misalnya, proses persalinan yang sangat
panjang, hingga berhari-hari. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian ibu
dan bayi.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan usia di bawah 20 tahun,
berisiko mengalami kematian, atau tidak bisa bertahan hidup dalam seminggu
pertama setelah dilahirkan. Kondisi semacam ini jarang terjadi pada perempuan
yang melahirkan pada rentang usia 20-29 tahun.
4. Anak berisiko mengalami kelainan
Bahaya pernikahan dini yang tidak kalah pentingnya adalah
gangguan kesehatan pada anak yang dilahirkan. Anak berusia di bawah lima tahun
yang lahir dari ibu di bawah umur, memiliki risiko lebih besar terhadap
malnutrisi (gizi buruk), bahkan kematian.
Sementara itu, kondisi yang buruk pada usia-usia awal
kehidupan, akan berdampak pada perkembangan otak, serta kemampuan anak hingga
dewasa kelak.
Individu dengan usia 28-32 tahun dianggap ideal untuk
menikah. Secara statistik, perceraian terjadi 50 persen lebih sedikit pada
pasangan yang menikah di usia 25 tahun, dibanding dengan mereka yang menikah di
usia 20 tahun. Dengan mengetahui usia ideal untuk menikah, bahaya pernikahan
dini diharapkan dapat dihindari.
5. Meningkatkan risiko kekerasan seksual
Penelitian dari NCBI,
perempuan yang menikah pada usia di bawah 18 tahun lebih cenderung
mengalami kekerasan seksual dari pasangannya. Alasan dari munculnya hal tidak
terpuji ini adalah kurangnya pengetahuan dan pendidikan,serta seorang perempuan
di usia muda umumnya lebih sulit dan cenderung tidak berdaya menolak hubungan
seks.
Meski mulanya pernikahan dini dimaksudkan untuk melindungi
diri dari kekerasan seksual, kenyataan kondisi ini justru bisa terjadi sebaliknya. Risiko
kekerasan semakin tinggi, khususnya jika jarak usia antara suami dan istri
semakin jauh.
Pernikahan bukanlah pilihan sederhana yang terlihat.
Pernikahan membutuhkan kematangan fisik,
psikologis, maupun emosional dari dua orang. Kedewasaan diri baik secara mental
dan finansial juga menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan
sebelum memutuskan untuk menjalani pernikahan yang bahagia.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
7 Bahan Alami Obat Maag Yang Aman - INFO KESEHATAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Obat Kuat Tahan Lama Pria Spray
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar